Detail Berita

  • Tanggal: 2024-09-30
  • Due date:
  • Published by: Admin

Berani berubah itu ibadah! Lihat (Q.S. Ar-Ra’d : 11). Bahwa “...sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, hingga kaum itu merubah keadaan dirinya sendiri...). Maka, menjadi lebih baik dari sebelumnya hanya baik dan menjadi baik dari yang sebelumnya tidak baik adalah keniscayaan bagi setiap muslim. Untuk itu, setiap orang menginginkan kebaikan, karena kebaikan itu adalah ibadah. Allah juga mencintai orang-orang yang selalu berbuat kebaikan. Menciptakan kebaikan menjadi sesuatu keharusan di tengah-tengah kondisi dan situasi yang sulit. Itulah prinsip jihad dalam menjalankan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad agar mendapatkan rahmat dari Allah SWT, lihat (Q.S. Al-Baqarah : 218). Jadi, setiap muslim yang berbuat baik, dengan apapun kebaikan yang diperbuatnya merupakan ibadah, dan ibadah bagi setiap muslim itu adalah jihad di jalan Allah. 

Yang termasuk ibadah yang wajib untuk dijalankan oleh setiap muslim adalah belajar dan mengajar. Bagi mahasiswa, belajar adalah kewajiban dan bagi setiap dosen mengajar adalah kewajiban. Nabi Muhammad SAW menjelaskan kondisi demikian sebagaimana hadisnya “Pengajar dan pencari ilmu berserikat dalam kebaikan, sedangkan yang lainnya tidak ada kebaikan baginya.” (HR. Thabrani dari Abi Darda.). Perintah menuntut ilmu pengetahuan di segala bidang merupakan kebaikan dengan niat ibadah. Maka, “Pelajarilah oleh kalian berbagai ilmu pengetahuan yang kalian kehendaki (suka). Maka demi Allah, kalian tidak akan pernah mendapatkan pahala hanya semata-mata mengumpulkan dan memperbanyak ilmu pengetahuan saja, tanpa ada keinginan untuk mengamalkannya” (HR. Abul Hasan dari Anas). Namun, tidaklah cukup hanya sekedar mencari ilmu pengetahuan saja, melainkan mesti harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi sebuah amal yang akan dinilai sebagai kebaikan, dan setiap kebaikan akan diberikan pahala. Nabi Muhammad SAW berkata, bahwa “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari). Juga dalam hadis yang lain dikatakan, bahwa “Belajarlah al-Qur’an, lalu bacalah! Sesungguhnya perumpamaan al-Qur’an bagi orang yang belajar, membaca, dan mengamalkannya, bagaikan wadah yang dipenuhi minyak kasturi yang semerbak baunya di setiap tempat.” (HR. Tirmidzi, AlMatjar Al-Rabih: 543 hadis nomor 1102).

Itu akan menjadi pengingat kepada kita semua kelak di akhirat, bahwa setiap manusia akan ditanya oleh Allah tentang empat hal. Nabi berkata; “Seseorang di hari kiamat nanti pasti tidak akan terlepas dari empat pertanyaan; usia (umur) dihabiskan untuk apa, ilmu pengetahuan yang telah diberikan oleh Allah sejauhmana diamalkan, harta diperoleh dengan cara bagaimana dan dibelanjakan (dinafkahkan) untuk apa, dan tubuh (jasad) yang sempurna diberikan oleh Allah dipergunakan untuk apa.” (HR. Tirmidzi). 

Akankah kita semua masih ragu dalam beribadah kepada Allah dengan segala keadaan kita hari ini. Sebagai umat Islam tentu saja mesti menjalankan kewajiban untuk menuntut ilmu pengtahuan dan mengamalkannya dengan sebaik-baiknya dan dengan sesungguh-sungguhnya karena Allah, agar kelak di hari kiamat kita mampu menjawab pertanyaan dari Allah. Begitupun sebagai pendidik (orang tua) dan juga yayasan sebagai pemegang mandat lembaga pendidikan harus menjalankan kewajibannya yang sama, memberi jalan (berbagai fasilitas yang menunjang pendidikan dapat berjalan) bagi setiap insan yang hendak menuntut ilmu pengetahuan dengan sebaik-baiknya. (Penulis: Dr. Wage, S.Pd.I, MA adalah Ketua STAI Al-Mujtahadah Pekanbaru)